Partai Demokrat melalui Syarif Hasan telah memberi sinyal untuk PKS cerai dari Koalisi pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Namun seperti sedang saling tunggu menunggu cerai menceraikan kesannya SBY tidak mau mengumukannya sendiri karena nanti akan berakibat citra Partai Demokrat menjadi turun, dan Partai Keadilan Sejahteran yang merasa terzalimi akan mendapat angin segar simpati publik.
Politik di Indonesia adalah politik pencitraan, masih ingat tahun 2003 pada saat SBY 'ditendang' oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada saat SBY menjabat Menkopolhukam. Pada saat itu tahun 2003 adalah saat SBY mencalonkan menjadi Presiden pada pemilu tahun 2004. SBY kemudian mengundurkan diri dari posisi menteri untuk fokus mengikuti pemilihan presiden tahun 2004.
Momen terzalimi yang pas adalah pada saat SBY mengirimkan surat pengunduran dirinya ke Presiden Megawati, dan saat wartawan bertanya kepada Mega, Mega menunjukkan dengan gesture yang menzalimi SBY. Akhirnya ya SBY mendapat angin segar dukungan rakyat.
Setelah itu suami Mega, Taufik Kiemas berbicara kepublik dengan berkata: "Jenderal kok seperti Anak TK?". Kata-kata itu yang membuat publik makin bersimpati kepada SBY. Akhirnya SBY naiklah menjadi presiden.
Nah, pada kasus sekarang ini pada saat dinamika politik Indonesia memanas karena pergulatan di parlemen dalam hal menentukan harga BBM, PKS membelot tidak mengikuti kemauan SetGab Koalisi dengan menyetujui usulan Undang-undang RAPBN-P pasal 7 ayat 6a yang memberikan keleluasaan kepada pemerintah untuk sewaktu-waktu menaikkan harga BBM pada kisaran 15% harga rata-rata perbulannya..
Thursday, April 5, 2012
Tarik Ulur Tawar Menawar Cerai Koalisi
Views
Thursday, April 5, 2012
|
0
komentar
|
Related Post:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment